Kamis, 30 Januari 2014

MANUSIA DAN PERADABAN



MANUSIA DAN PERADABAN



                                                   


 


















                             Disusun oleh        :
1.     Ahmad Rifa’i
2.     Reni Eka Wulansari
3.     Wiwik Sulawi










Sekolah Tinggi Agama Islam Pati
Tahun 2013/2014


Kata Pengantar

 

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, karena atas ridhonya makalah tentang manusia dan peradaban ini selesai. Dengan diarahkan oleh bapak pembimbing, kami mahasiswa STAIP menjadi lebih mengerti tentang artinya manusia dan peradaban, tak ada manusia yang sempurna. Seperti kata-kata bijak tersebut bahwa mungkin makalah ini ada yang belum sempurna kami mohon untuk dimaklumi.


                                                    Terima kasih


 


 






                                                                                                                                                               



                                                                                                          Pati,     Oktber 2013








                                                                                                                       penyusun


















BAB 1
PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang.

            Manusia merupakan makluk yang mempungai akal, jasmani dan rohani. Melalui akalnya manusia dituntut untuk berfikir menggunakan akalnya untuk menciptakan sesuatu yang menggunakan dan bermanfaat bagi dirinya sendiri untuk orang lain. Melalui jasmaninya manusia dituntut untuk menggunakan fisik / jasmaninya melakukan sesuatu yang sesuai dengan fungsinya dan tidak bertentangan dengan norma-nurma yang berlaku di masyarakat. Dan melalui rohaninya yaitu dengan cara beribadah sesuai dengan agama dan kepecayaan yang dianutnya.
Antaramanusia dan beradaban mempunyai hubungan yang sangat erat karena diantara keduanya saling mendukung untuk menciptakan suatu kehidupan yang sesuai kodratnya. Suatu peradan yang timbul karena ada yang menciptakannga yaitu diantaranya ada faktor manusianya yang melaksanakan peradaban tersebut.
            Suatu peradaban mempunyai wujud, tahapan dan dapat berrevolusi / berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Perubahan ini dapat di akibatkan karena pengaruh modernisasi yang terjadi di masyarakat.
            Masyarakat yang beradap dapat di artikan sebagai masyarakat yang menpunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Ketenangan,kenyamanan,ketentraman, dan kedamaian sebagai mana makna hakiki manusia beradap dan dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.



B.     Rumusan Masalah.

            Dari latar belakang di atas,maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah :
            1.Hakikat manusia dan peradaban.
            2.Manusia sebagai makhluk yang beradab dan masyarakat yang adab.
            3.Evolusi budaya dan wujud peradaban dalam kehidupan sosial budaya.
            4.Peradaban global.
            5. Problematika peradaban pada kehidupan manusia.


C.     Tujuan.
            Dalam penyusun makalah ini, tujuan yang hendak di japai adalah :
1.      Untuk mengetahui hakikat manusia dan peraban.
2.      Untuk mengatahui manusia sebagai makhluk yang beradab dan masyarakat yang adab.
3.      Untuk mengetahui budaya dan wujud peradaban dalam kehidupan sosial budaya.
4.      Untuk mengetahui tentang peradaban global.
5.      Untuk mengetahui problematika peradaban pada kehidupan manusia













BAB II
PEMBAHASAN


A.     Hakikat manusia dan peradaban.

            Peradaban merupakan terjemahan dari kata civilization yang berasal dari kata civil  (warga kota) dan sivitas (kota:kedudukan warga kota) atau biasa di sebut bahwa peradaban mengenai budaya dan kebudayaan dalam beberapa keaadaan. Menurut hungtington, paradaban mewujudkan puncak-puncak dari kebudayaan walaupun masih dalam taraf primitif frans boar mengartikan paradaban sebagai keseluruan bentuk reaksi manusia terhadab tantangan dalam menghadapi alam sekitar, individu ataupun kelompok.
Peradaban meliputi segala aspek kehidupan manusia. Seperti budaya maneriil, relasi sosial, seni, agama, dan ditambah dengan sistem moral, dan bangsa dengan kata lain manusia dan peradaban bisa di sebut juga dengan manusia dan peradaban bisa di sebut juga dengan manusia yang beradap manusia yang menggunakan sistem budaya yang di anut nya selaras dengan lingkungan.
            Peradaban setiap manusia berbeda-beda sesuai dengan situasi, kondisi lingkungan sekitar. Manusia dan peradaban seakan selalu mencari penghidupan yang lebih baik atau lebih tepatnya lebih beradab.


B.     Manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab.

            Manusia di anggap sebagai makhluk beradab di karenakan manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang mempunyai akal dan fikiran sehingga dapat berfikir mana yang baik dan mana yang buruk.
Masyarakat adab atau beradab dapat difinisikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Atau dapat pula di artikan sebagai masyarakat yang santun dan telah maju tingkat kehidupan lahir batin nya.
Ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab dan dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingannya pribadi dan kepentingan umum.

C.     Evolusi budaya dan wujud peradaban dalam kehidupan sosial budaya.

            Evolusi budaya            → Perubahan atau pengertian budaya.

Ø Evolusi budaya dan tahapan peradaban.
a.       Gelombang pertama sebagai tahapan peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan baru dari budaya meramu ke cocok tanam ( revolusi agraris ).
b.      Gelombang kedua sebagai tahapan oeradaban indrusti penemuan mesin uap, energi listrik, mesin untuk mobil, dan pesawat terbang ( revolusi industri ).
c.       Gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi penemuan T1 dan komunikasi dengan komputer atau alat komonukasi digital.


Ø Wujud peradaban.
Wujud dari peradaban dapat berupa :
1.      Moral : nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan.
2.      Norma : aturan, ukuran, atau pedoman yang di pergunakan dalam menentukansesuatu benar atau salah, baik atau buruk.
3.      Etika :nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan burukyang menjadi pegangan dalam mengatur tingkah laku manusia bisa jaga diartikan sebagai etika, sopan santun.
4.      Estetika : berhubungan dengan segala sesuatu yang mencakup keindahan, mencakup kesatuan ( unity ), keselarasan ( balance ), dan kembali ( contrast ).


Ø  Peradaban dan perubahan sosial.
            Perubahan menyebabkan ketidaksesuaian antara unsus-unsur sosial yang ada dalam masyarakat sehingga menghasilkan seuatu pola kehidupan yang tidak sesuai dengan fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.

 Penyebab atau faktor-faktor terjadinya perubahan:
Faktor Intern :
a.       Bertambah dan berkurang nya penduduk.
b.      Adanya penemuan-penemuan baru.
c.       Konflik dalam masyarakat.
d.      Pembrontakan dalam masyarakat.
Faktor extern :
a.       Faktor alam yang berubah.
b.      Pengaruh kebudayaan lain.

1.      Tradisi.
    Tradisi ( Bahasa latin:traditio, “di teruskan “ ) atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah di lakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu,atau agama yang sama.

2.      Modernisasi.
    Modernisasi berasal dari bahasa latin yaitu mudo ( cara ) dan ernus ( masakini ). Secara harfiah modernisasi berarti sebagai perubahan-perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional atau dari masyarakat para modern menuju kepada suatu masyarakat yang modern.
            Dengan dasar pengertian di atas maka secara garis besar istilah modern mencakup pengertian sebagai berikut.
a.       Modern berarti berkemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkat nya tarat penghidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata.
b.      Modern berarti berkemanusiaan dan tinggi nilai peradaban nya dalam pergaulan hidup dalam masya rakat.

            Soerjono soekanto mengemukakan bahwa sebuah modernisasi memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu sebagai berikut:
a.       Cara berfikir yang ilmiah yang berlembaga dalam kelas penguasa atau pun masya rakat.
b.      Sistem atmini trasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokkrasi.
c.       Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang berpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu
d.      Penciptaan iklim yang menyenang kan dan masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi masa.
e.       Tingkat organisasi yang tinggi yang di satu pihak berarti di siplin sedangkan dilain pihak berarti pengurangan kemerdekaan.
f.       Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial.

Adapun syarat-syarat dari modernisasi terdiri dari:
1.      Cara berfikir ilmiah.
2.      Sistem atminitrasi negara yang baik.
3.      Kedisiplinan yang tinggi.
4.      Mampu menciptakan suasana yang kondusif.


D.     dinamika peradaban global.

        Dalam kontek kehidupan global, tentang utama yang dihadapi banyak negara adalah terjadinya ketidakseimbangan pertumbuhan sosial, budaya dan polotik, termasuk kepentingan pertimbangan ekonomi yang berimbas pada persaingan ketat pasar tenaga kerja secara global. Globalisasi dengan demikian, merupakan dunia terbuka yang benar-benar telah meleburkan sekat-sekat yang membatasi pergerakan manusia dari dan keberbagai negara manusia dari dan ke berbagai negara. Sehingga hampir menghilangkan ruang, waktu yang menjadi identifikasi sebuah bangsa.

            Dengan adanya globalisasi membuat peradaban-peradaban negara kuar dapat masuk ke negara kita dengan mudah dan sekarang ini banyak di kalangan kita sendiri yang mulai menganut peradaban luar negri. contoh nya dalam hal adat pakaiaan orang indonesia jaman dulu terlihat sopan, dan tertutup, tetapi semenjak ada wesfernisasi banyak di antara kita yang meniru adat dan gaya berpakaian orang luar dan masih banyak lagi yang lainnya.


E.     Problematika peradaban pada kehidupan manusia.

            Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan bangsa indonesia. Deras nya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap mumudar nya nilai-nilai pelertarian budaya. Perkembangan 3T (Transportasi,Telekomunikasi,dan Teknologi ) mengakibat kan berkurang nya keinginan untuk melestarikan negara sendiri. Budaya indonesia yang dulu ramah tamah, gotong royong dan sopan berganti dengan negara budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Saat ini, ketika teknologi semakin maju eronisnya kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat. Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila di kelola dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasil kan pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjajikan bagi masyarakat sekitarnya. Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam  pemakaian bahasa indonesia yang baik dan benar ( bahasa juga salah satu budaya bangsa ).

            Beberapa tindakan untuk mencegah terjadinya pergeseran kebudayaan/peradaban yang disebabkan oleh pengaruh globalisasi, diantaranya yaitu :
1.      Pemerintah perlu mengkaji ulang peraturan-peraturan yang dapat menyebabkan pergeseran budaya bangsa.
2.      Masyarakat perlu berperan aktif dalam pelestariaan budaya daerah masing-masing khususnya dan budaya bangsa pada umumnya
3.      Para pelaku usaha media massa perlu mengadakan seleksi terhadap berbagai berita, hiburan dan informasi yang diberikan agar tidak menimbulkan pergeseran budaya
4.      Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru, sehingga budaya yang masuk tidak merugikan dan berdampak negative
5.      Masyarakat harus berati-hati dalam meniru atau menerima kebudayaan baru, sehingga pengaruh globalisasi di negara kita tidak terlalu berpengaruh pada kebudayaan yang merupakan jati diri bangsa kita.











BAB III
PENUTUP


Kesimpulan

            Manusia seutuhnya adalah merupakan makhluk yang mempunyai akal, jasmani dan rohani. Manusia dalam kehidupan mempunyai tiga fungsi, yaitu : Sebagai makhluk tukan, sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial budaya.

            Peradaban merupakan bagian dan unsur kebudayaan yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesinian, ilmu pengetahuaan, adat sopan santun pergaulan, kepandaiaan menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan yang mempunyai system teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks. Masyarakat yang beradab dapat didefinasikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti.







































DAFTAR  PUSTAKA


1.      http://www.google=pengaruhglobalisasiterhadapeksistensikebudayaandaerah.com
2.      Koentjaraningrat.1987.Manusia dan kebudayaan di indonesia.jakarta:penerbit Djambatan.
3.      Kusnadi dan Burhanudin. 1997. Anatomi konflik sosial dalam masyarakat majemuk dalam harian KOMPAS,6 Desember, halaman .5,
4.      Maran, Rafael, 1999. Manusia dan kebudayaan dalam perspektif ilmu budaya dasar. Jakarta : Rineka.cipta.
5.      Muhammad, Abdul karim. 2005. Ilmu sosial Budaya Dasar Bandung : Citra Aditya Bakti.
6.      Munandar, Soelaeman. 2008. Ilmu sosial Dasar. Bandung: Refika Aditama.

MENGENAI TANDA – TANDA I’RAB




MENGENAI TANDA – TANDA I’RAB

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Bahasa Arab
Dosen Pengampu : Nur Sholeh, M.Pd.

                                                   



 






















Disusun oleh  :

AHMAD RIFA’I                              : 113053                                 



SEKOLAH TIMGGI AGAMA ISLAM PATI
JURUSAN TARBIYAH (PAI)
2013
KATA PENGANTAR

Asalamu’alaikum Wr. Wb.

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم


Pertama penulis panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT. Karena atas ridhonya makalah ini bisa kami selesaikan. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang kita nanti-nantikan syafaatnya di yamil Qiyamah.

Yang  kedua penulis juga menyampaikan apresiasi yang sangat luas kepada semua pihak yang ikut bantu menyelesaikan makalah ini, baik secara langsung, berupa materi maupun pemikirannya. tidak lupa ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada dosen Metodelogi Study Islam yang telah memberi inspirasi dan motivasi.

Penulis sadar makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kritik maupun saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat, terima kasih.

Wasalamu’alaikum Wr. Wb.




Pati, 28 Desember 2013



Penulis













BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Upaya dalam memudahkan pengkajian ilmu nahwu telah ada sejak munculnya ilmu nahwu itu sendiri. Berbagai konsep dan metode telah dikemukakan oleh para tokoh nahwu,Disadari atau tidak, bahwa perjalanan ilmu nahwu terus berjalan dari abad klasik hingga abad modern bahkan kontemporer saat ini. Tentunya terdapat banyak sejarah tokoh, pemikiran-pemikiran, serta perdebatan yang terjadi. yang telah banyak memberikan warna tersendiri dalam khazanah Ilmu Nahwu.
Dengan landasan itu, kiranya perlu banyak kajian terhadap Ilmu nahwu dalam rangka menggali lebih dalam sejarah perkembangan nahwu hingga sekarang. Karena sesungguhnya hal itu akan menjadi bukti eksistensi suatu peradaban.
           


B. Rumusan Masalah
                       
Dalam makalah ini, kami mencoba mengangkat beberapa rumusan masalah yang menjadi pokok bahasan di dalamnya, yaitu :

1.      Bagaimana pengertian I’rab.
2.      Bagaimana I’rab Rafa’.
3.      Bagaimana I’rab Nasab.
4.      Bagaimana I’rab Jar.
5.      Bagaimana I’rab Jazim.



C.   Tujuan

1.      Menjelaskan pengertian I’rab.
2.      Menjelaskan I’rab Rafa’.
3.      Menjelaskan I’rab Nasab.
4.      Menjelaskan I’rab Jar.
5.      Menjelaskan I’rab Jazim.









BAB II
PEMBAHASAN

      A.    Pengertian I’rab
I’rab adalah perubahan akhir kata, baik harakat maupun huruf yang berfungsi untuk menunjukkan kedudukan kata itu sendiri dalam suatu kalimat.
Mahfudh Ichsan al-Winai mengemukakan bahwa yang dinamakan i’rab ialah berubahnya harakat di akhir kalimat, sebab berbedanya amil yang masuk pada kalimat itu. Ada yang dalam lafalnya dan ada dalam apa yang diperkirakan Sedangkan menurut ulama nahwu, i’rab adalah : إعرابهم تغيير آخر الكلم تقديرا أو لفظا لعامل علم (berubahnya kalimat, baik dalam kira-kira atau dalam lafalnya karena adanya amil).
Jadi, i’rab penekanannya adalah pada perubahan akhir kata dengan sebab masuknya amil-amil (bermacam-macam faktor) yang ikut mempengaruhinya.


( مَعْرِفَةِ عَلَامَاتِ اَلْإِعْرَابِ )
Penjelasan umum.
Salah satu hal yang menjadi kunci utama untuk bisa lancar membaca kitab kuning/kitab gundul/kitab tanpa baris adalah bisa menguasai I’rab.
I’rab merupakan bidang keilmuan dalam bahasa arab yang mempelajari tentang perubahan baris akhir kata sesuai dengan kedudukannya pada suatu kalimat dalam Bahasa Arab dikarenakan masuknya amil-amil baik nyata maupun dikira-kirakan.
Tanda-tanda I’rab ada 4 yaitu :
-         Rafa’ ( رَفْع ).
-         Nasab ( نَصْب ).
-         Jar ( جَرّ ).
-         Jazm ( جَزْمِ ).
Keempat tanda-tanda I’rab diatas tersebut masing-masing memiliki alamat-alamat atau tanda-tanda yang akan penulis uraikan dan jelaskan satu per satu.
Tanda-tanda I’rab.
B. Rafa’ ( رَفْع )
Tanda-tanda i’rab rafa’ ada 4 yaitu sebagai berikut :
a.  Dommah (اَلضَّمَّةُ ).
Suatu kata di i’rab dengan tanda i’rab rafa’ dommah pada saat suatu kata dalam keadaan :
-         Isim Mufrad ( اَلِاسْمِ اَلْمُفْرَدِ ).
-         Jama’ Taksir (جَمْعِ اَلتَّكْسِيرِ ).
-         Jama’ muannas salim ( جَمْعِ اَلْمُؤَنَّثِ اَلسَّالِمِ ).
-         Fiil Mudhari yang tidak bersambung di akhirnya dengan sesuatu ( الْفِعْلِ اَلْمُضَارِعِ اَلَّذِي لَمْ يَتَّصِلْ بِآخِرِهِ شَيْء ).
Contoh :
جَاءَ الطُّلاَّبُ
o   Siswa-siswa itu telah datang.

b.  Wawu (اَلْوَاوُ ).
Tanda i”rab rafa’ wawu digunakan apabila suatu kata dalam keadaan :
-         Jama’ Muzakkar salim ( جَمْعِ اَلْمُذَكَّرِ اَلسَّالِمِ ).
-         Isim-isim yang lima ( اَلْأَسْمَاءِ اَلْخَمْسَةِ ) yaitu :
أَبُوكَ, وَأَخُوكَ, وَحَمُوكَ, وَفُوكَ, وَذُو مَالٍ
Contoh :
جَاءَ الْمُسْلِمُوْنَ
o   Telah datang orang-orang muslim.
c.  Alif (اَلْأَلِفُ ).
Alif menjadi tanda rafa’ suatu kata dalam Bahasa Arab pada saat kata tersebut dalam posisi sebagai :
-         Isim-isim tatsniyyah yang tertentu (تَثْنِيَةِ اَلْأَسْمَاءِ خَاصَّةً ).
Contoh :
نِ جَاءَ رَجُلاَ
o   Telah datang 2 orang laki-laki
d.  Nun (اَلنُّونُ )
Nun sebagai salah satu tanda i’rab rafa’ digunakan ketika suatu kata dalam keadaan :
-         Fill Mudhari yang bersambung dengan dhomir tatsniyyah, dhomir jama’, dan dhomir muannast mukhatob
اَلْفِعْلِ اَلْمُضَارِعِ, إِذَا اِتَّصَلَ بِهِ ضَمِيرُ تَثْنِيَةٍ, أَوْ ضَمِيرُ جَمْعٍ, أَوْ ضَمِيرُ اَلْمُؤَنَّثَةِ اَلْمُخَاطَبَةِ

            Adapun isim-isim yang dii’rab dengan tanda i’rab rafa’ adalah isim yang berkedudukan sebagai Fail/Subjek/Pelaku.

C. Nasab (نَصْب )
Tanda-tanda nasab ada 5 yaitu sebagai berikut :
a.     Fathah (الْفَتْحَةُ ).
Tanda nasab fathah digunakan pada saat suatu kata berada dalam keadaan :
-         Isim Mufrad (اَلِاسْمِ اَلْمُفْرَدِ ).
-         Jama’ taksir (جَمْعِ اَلتَّكْسِيرِ ).
-         Fiil Mudhari apabila masuk atasnya amil yang menashabkan dan tidak bersambung diakhirnya sesuatu
(َالْفِعْلِ الْمُضَارِعِ إِذَا دَخَلَ عَلَيْهِ نَاصِبٌ وَلَمْ يَتَّصِلْ بِآَخِرِهِ شَيْءٌ )
Contoh :
رَأَيْتُ الطُّلاَّبَ
o   Saya melihat siswa-siswa itu datang.
b.    Alif  (اَلْأَلِفُ )
Alif menjadi tanda nashab pada :
-         Isim-isim yanng lima (اَلْأَسْمَاءِ اَلْخَمْسَةِ ).
Contoh :
رَأَيْتُ أَبَاكَ وَأَخَاكَ
o   Saya melihat ayahmu dan saudaramu
Dan apa-apa yang menyerupai contoh diatas.
c.      Kasrah (الْكَسْرَةُ  )
Kasrah menjadi tanda nasab pada suatu kata ketika dalam keadaan :
-         Jama’ Muannas salim (جَمْعِ اَلْمُؤَنَّثِ اَلسَّالِمِ ).
d.    Ya’ (الْيَاءُ ).
Ya menjadi tanda nasab ketika suatu kata dalam keadaan :
-         Isim tatsniyyah (التَّثْنِيَةِ ).
-         Jama’ Muzakkar salim (جَمْعِ اَلْمُذَكَّرِ اَلسَّالِمِ ).
Contoh :
رَأَيْتُ رَجُلَيْنِ
o   Saya melihat 2 orang laki-laki
e.      Hadzfun Nun (حَذْفُ النُّونِ ).
Hadzfun Nun menjadi tanda nasab untuk kata yang berada dalam keadaan :
-         Fiil-fiil yang lima yang ketika dirafa’ tetap dengan nun
(  الْأَفْعَالِ الْخَمْسَةِ الْتِي رَفْعُهَا بِثَبَاتِ النُّونِ)
Contoh :
هُمْ يَدْرُسُوْنَ حَتَّى يَفْهَمُوْا
o   Mereka belajar hingga mereka mengerti.
Adapun isim-isim yang dii’rab dengan tanda i’rab nasab adalah isim-isim yang dalam kedudukan sebagai Maf’ul / Objek / Penderita.

D. Jar ( جَر )
Tanda i’rab jar memiliki 3 tanda yaitu sebagai berikut :
a.     Kasrah (الْكَسْرَةُ )
Kasrah merupakan tanda jar untuk :
-         Isim Mufrad yang menerima tasrif (الْاِسْمِ الْمُفْرَدِ الْمُنْصَرِفِ )
-         Jama’ Taksir yang menerima tasrif
(َجَمْعِ التَّكْسِيرِ الْمُنْصَرِفِ،  )
-         Jama’ Muannast salim (جَمْعِ الْمُؤَنَّثِ السَّالِمِ )
Contoh :
سَلَّمْتُ عَلَى الطُّلاَّبِ
o   Saya memberi salam kepada siswa-siswa itu
b.     Ya’ (الْيَاءُ )
Ya’ menjadi tanda i’rab jar pada 3 tempat yaitu :
-         Isim yang lima (اَلْأَسْمَاءِ اَلْخَمْسَةِ )
-         Isim tatsniyyah (التَّثْنِيَةِ )
-         Jama’ Muzakkar salim (جَمْعِ اَلْمُذَكَّرِ اَلسَّالِمِ )
Contoh :
سَلَّمْتُ عَلَى رَجُلَيْنِ
o   Saya memberi salam kepada 2 orang laki-laki
سَلَّمْتُ عَلَى الْمُسْلِمِيْنَ
o   Saya memberi salam kepada orang-orang muslim
c.      Fathah (الْفَتْحَةُ )
Fathah menjadi tanda i’rab jar apabila dalam keadaan :
-         Isim-isim yang tidak menerima tasrif
(  الْاِسْمِ الَّذِي لَا يَنْصَرِفُ)
Adapun isim-isim yang dii’rab dengan tanda i’rab jar adalah isim yang berada dalam kedudukan sebagai Keterangan.

E. Jazm ( جَزْمِ )
Tanda i’rab jazm menjadi memiliki 2 tanda yaitu :
a.     Sukun (السُّكُونُ )
Sukun menjadi tanda jazm pada :
-         Fiil Mughari’ yang sahih akhirnya
(الْفِعْلِ الْمُضَارِعِ الصَّحِيحِ الْآَخِرِ )
Contoh :
يَفْهَمْ وَلَمْ يَدْرُسْ لَمْ
o   Dia belum belajar dan dia belum mengerti
b.     Hadzfun Nun (حَذْفُ النُّونِ )
Hadzfun Nun menjadi tanda jazm pada :
-         Fiil Mudhari’ yang mu’tal akhirnya
(الْفِعْلِ الْمُضَارِعِ الْمُعْتَلِّ الْآَخِرِ )
-         Fiil yang ketika dirafa’ tetap dengan nun
(الْأَفْعَالِ الْخَمْسَةِ الْتِي رَفْعُهَا بِثَبَاتِ النُّونِ )
Contoh :
بَيْتِيْ تَدْخُلُوْا ل





































BAB   III
PENUTUP


A.        Kesimpulan
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan, dan pembahasan ini maka, dapat disimpulkan yaitu :
1.      Menurut penulisan I’rab adalah berubahnya bunyi bacaan pada setiap akhir kalimat karena berbeda – bedanya amil yang masuk kepadanya, baik berubah lafazhnya maupun kira – kiranya.
2.      I’rab Rafa’ itu mempunyai empat tanda, yaitu : Dlammah, Wawu, Alif, Nun.
3.      I’rab Nasab itu mempunyai lima tanda, yaitu : Fat-hah, Alif, Kasrah, Ya’, dan Membuang nun tanda rafa’.
4.      I’rab Jar itu mempunyai tiga tanda, yaitu : Kasrah, Ya’, Fat-hah.
5.      I’rab Jazem itu mempunyai dua tanda, yaitu : Sukun, Membuang nun.


B. Saran
Adapun yang dapat penulis sarankan agar bisa kita bisa memahami I’rab adalah dengan cara kita harus memahami ilmu nahwu Shorof.  Agar kita mengetahui I’rab – I’rab yang kita buat, sehingga maksud dan tijuan penulis tept da mengene dan dapat dirasakan nilai kemanfa’atannga bagi kita semua.














 DAFTAR PUSTAKA

Abd al-Tawwab, Ramdhan. Fushul Fi Fiqh al-Arabiyah. Maktabah al-Khanji bil Qahirah: An-Nasyir.
Faisal N.S.J., Ahmad. 1999. Ilmu Nahwu. Surabaya: Bintang Terang.